PELUANG USAHA
A.
Eksploitasi Imajinasi dan Intuisi Usaha
Sifat wirausahawan adalah selalu mencari dan melihat peluang yang tersembunyi
dengan gagasan baru dan bekerja keras untuk merubah peluang menjadi kenyataan.
Kreativitas dalam memunculkan ide memiliki peranan penting dalam inovasi produk
sebuah usaha. Sutomo (2007) menjelaskan bahwa kreativitas menjadikan peluang
sebagai ide praktis yang dapat diterapkan ke pekerjaan sehari-hari memerlukan
kemampuan pengembangan ide (divergen) dan kemampuan mengerucutkan ide
(konvergen). Contohnya Seorang wirausaha yang melihat limbah perca di
sekitar rumah, terlebih dahulu
B.
akan mengembangkan ide, bisa dijadikan apa ya? Aksesoris? Boneka? Hiasan dinding ? tudung saji? Dan lain
sebagainya. Setelah itu seorang wirausaha perlu mengerucutkan ide itu tadi
sehingga lebih fokus dan realistis untuk dijalankan.
Prof.W. Ladd (dalam Alma, 2005) dalam karyanya yang berjudul
Atistic Researh tool for Scientific Minds mengemukakan bahwa kemajuan usaha
dipengaruhi oleh mental bawah sadar berupa imajinasi dan intuisi.
1. Rasa bawah sadar
Rasa bawah sadar adalah berupa proses mental , bisa berbentuk pikiran, ide dan
perasaan yang muncul dalam pikiran tanpa kita sadari. Konsep dan pikiran kita
berasal dari bawah sadar kemudia rasa sadar kita digunakan untuk menguji konsep
itu, apakah diterima atau ditolak Misalnya saat seseorang sedang
berbincang-bincang serius, tiba-tiba melintas dalam pikirannya untuk menemui
seseorang untu menawarkan barang. Saat perbincangan serius selesai, orang
tersebut berusaha mengingat apa yang tadi melintas. Upaya untuk mengingat itu
bisa berhasil bisa tidak. Jika tidak berhasil mengingat artinya alam sadarnya
tidak berhasil memanggil kembali apa yang muncul di alam bawah sadarnya. Pada
kenyataannya hanya sebagian kecil proses bawah sadar yang mampu diingat oleh
seseorang. Kemampuan ini bergantung pada seberapa sering seserang memberikan
perhatian pada ide yang muncul di alam bawah sadarnya.
2. Imajinasi
Ide juga bisa muncul melalui imajinasi. Imajinasi ada 2,yaitu imajinasi pasif
(contohnya mimpi, lamunan) dan imajinasi reproduksi (contohnya imajinasi di
bidang sains). Imajinasi reproduksi didukung oleh kemampuan membentuk kembali
pengalaman masa lalu, orang semacam ini inin mengobservasi, ingin memliki dan
ingin mewujudkan idenya. Imajinasi seperti ini disebut juga imajinasi kreatif.
Hasil dari imajinasi kreatif adalah penemuan baru, yang bisa berupa benda,
konsep, ide maupun model .
C.
3. Intuisi
definisi intuisi adalah ”pengetahuan mendadak yang diperoleh
tanpa sadar”. Bisa diartikan pula sebagai pengertian yang diperoleh mendadak
tentang kebenaran. Istilah lain dari intuisi adalah "knowing without
knowing why I know”. Contoh intuisi adalah saat seorang wirausaha sedang
menanam bunga, tiba-tiba melintas ide dalam benaknya tentang cara meningkatkan
penjualan.
Pada
dasarnya semua orang memiliki intuisi. Proses mental bawah sadar yang
menciptakan intuisi bisa distimulasi agar lebih produktif. Salah satu caranya
adalah dengan mencatat, segera setelah ide tersebut muncul.
Ladd menguraikan faktor-faktor yang mendorong bekerjanya proses bawah
sadar menjadi sangat produktif
1. Keraguan (doubt)
Saat seseorang merasa ragu untuk menyelesaikan
masalah dengan cara konvensional, rasa bawah sadar kemudian muncul
membantu menciptakan ide pemecahannya.
2. Sikap berani (venturesome attitude)
Keberanian berbuat salah akan meningkatkan respon terhadap ide dari alam bawah
sadar. Orang yang takut berbuat cenderung segera menolak ide yang tidak biasa,
dan mengambil langkah yang lebih aman. Akibatnya kemajuan yang didapat akan
lebih lambat dari orang yang berani menjalankan intuisinya. Perlu disadari
bahwa kesalahan adalah hal biasa, dan kegagalan tidak pernah bisa diramalkan
secara tepat. Tantangan dari sebuah ide yang penuh resiko akan membuat seorang
wirausaha lebih cermat dalam membuat persiapan dan lebih keras dan berusaha.
Bahkan kegagalam besar mungkin akan lebih mengobarkan semangat dianding sebuah
kesuksesan kecil.
3. Bermacam-macam pengalaman, memori dan
ketertarikan
Banyak
pengalaman,kenangan dan minat yang dimiliki akan membantu memanfaatkan rasa
bawah sadar seseorang. Seluruh informasi yang didapat dari pengalaman, kenangan
dan pengembangan minat akan membantu seseorang membuat jalinan hubungan benda
atau masalah yang dihadapi.
4. Persiapan yang sempurna dan sungguh-sungguh
Membuat
persiapan dengan cermat dan serius, merenungi masalahnya dengan jelas, akan
memancing rasa bawah sadar memunculkan ide yang bermanfaat.
5. Menyerah sementara
Rasa bawah
sadar kadang memunculkan solusi saat seseorang berhenti memikirkan masalahnya.
Saat menghadapi masalah atau mencari ide baru ada baiknya seorang wirausaha
menghentikan sejenak upayanya tersebut, dan melakukan kegiatan
lain.
6. Relaksasi/istirahat/santai
Proses kerja
alam bawah sadar aktif pada saat pikiran tidak terlalu penuh, maka kondisi
santai akan sangat bermanfaat untuk mem
unculkan ide. Ada orang yang alam bawah
sadarnya aktif pada malam hari sehingga tengah malam terbangun dengan ide
cemerlang. Ada pula yang idenya muncul saat jalan-jalan, mengendarai mobil,
berlibur ke tempat yang menimbulkan rasa santai dan nyaman, atau berbaring
setengah tidur.
7. Menulis
Alam awah
sadar bisa terstimulasi saat menulis. Menulis mengaktifkan imajinasi dan kerja
belahan otak kanan, sehingga mendorong alam bawah sadar untuk bekerja. J.Z.
Young dalam bukunya Doubt and certainty in science menyatakan bahwa intuisinya
banyak muncul apabila ia menulis. Pada waktu ia menulis, ia hanya tahu kalimat
pertamanya saja tanpa tahu kalimat selanjutnya. Tapi ketika dimulai, intuisinya
muncul terus menerus sehingga selesailah pekerjaan menulisnya.
8. Bertukarpikiran
Berbicara
dengan orang lain akan memberikan kita pendapat atau sudut pandang lain, bisa
juga melengkapi ide atau pandangan kita yang kurang komplit. Diskusi dengan
orang lain akan sangat membantu pemecahan masalah.
9. Bebas dari kebingungan atau kekacauan
Banyaknya
gangguan atau interupsi akan mengganggu kerja alam bawah sadar. Pada orang yang
terlalu banyak tugas, pikirannya ruwet karena sering berganti tugas, pemindahan
yang terjadi dari rasa bawah sadar akan diterima oleh rasa bawah sadar
sebagi random noise atau keributanbelaka, dan ini tidak akan melahirkan
intuisi. Segera melaksanakan tugas, dan tidak menundanya bisa menjadi salah
satu cara agar pikiran tidak terlalu ruwet sehingga ada tempat kosong atau
space untuk alam bawah sadar bekerja.
Adanya batas waktu yang hampir habis,
mendorong alam
10.
Limit waktu (deadline)
bawah sadar bekerja lebih giat. Misalnya bagi seorang wirausaha, semakin dekat
waktu penyelesaian target, maka makin banyak ide praktis muncul. Hal ini
menjelaskan mengapa seseorang baru bisa menyelesaikan tugas saat tenggat waktu
hampir habis. Membiasakan melakukan pekerjaan pada batas waktu tidak terlalu
disarankan, karena belum tentu ide akan muncul di saat-saat terakhir.
11. Tekanan/ tension
Tekanan atau
keterlibatan kita yang sangat dalam pada satu persoalan ditambah lagi dengan
rasa keinginan tahu yang sangat besar akan mengundang konsentrasi dan semangat
tinggi sehingga mendorong rasa bawah sadar seseorang. Sumber keinginan
untuk memecahkan masalah ada 3, yaitu curiosity, ego dan frustasi. Curiosity
atau rasa penasaran muncul saat seseorang melihat sesuatu yang tidak sempurna
atau perlu dirubah, kemudian ego mendorong seseroang untuk melakukan sesuatu,
sehingga jika ia mampu menyempurnakan atau menyelesaikannya akan muncul
perasaan mampu (mastery dalam dirinya). Perasaan frustasi yang muncul saat
seseorang gagal atau merasa hasilnya belum lengkap/sempurna juga bisa
memunculkan tekanan dalam diri yang membuatnya bersemangat untuk melakukan
tindakan. Ketiga faktor diatas (penasaran, ego, frustasi) akan membangkitkan
tension estetik yang mendorong munculnya intuisi.
Prof.Ladd
menyatakan bahwa tidak ada gunanya seseorang memililiki banyak rasa bawah sadar
bila rasa sadarnya gagal menangkap hasil bawah sadar. Intuisi terkadang muncul
di batas rasa sadar, dan harus segera ditangkap sebelum hilang. Imajinasi dan
intuisi akan sangat membantu kemajuan usaha seseorang. Dengan didukung
pengalaman, data, mau berpikir, senang dengan tantangan, akan memaksa seseorang
meningkatkan daya intuisinya. Misalnya seorang wirausaha tiba-tiba punya ide
pergi ke luar kota menemui sahabat lamanya. Kunjungan mendadak itu ternyata
mendatangkan keuntungan yang luar biasa. Seandainya ia tidak menuruti
intuisinya untuk pergi menemui sahabatnya, maka keuntungan itu tidak akan
datang.
B. Menilai Peluang Usaha Baru
Peluang usaha bisa muncul dari mana-mana. Baik muncul dari diri sendiri
melalui intuisi maupun melalui hasi pencarian ide yang dilakukan secara
sengaja, maupun muncul sebagai respon terhadap faktor di luar diri (tawaran,
lokasi straegis, permintaan pasar, bahan baku melimpah, dsb). Beberapa hal yang
perlu diingat oleh seorang wirausaha dalam melihat peluang adalah (Supriyadi
& Widodo, 2002):
1. Pengalaman dan objektifitas
Terutama
dari sudut pandang pemasaran dan sudut pandang bisnis. Pengalaman akan membantu
seorang wirausaha dalam menilai sebuah peluang usaha. Misalnya pengalaman
seseorang berdagang pakaian batik akan membantunya menilai peluang membuka
konfeksi pakaian batik. Pengalaman bisa berasal dari apa yang pernah
dilakukannya, bisa juga melalui konsultasi dengan orang yang lebih
berpengalaman. Selain itu objektivitas dalam menilai sebuah peluang juga
diperlukan sehingga usaha yang dijalani sudah diawali dengan perhitungan yang
matang.
2. Kedekatan pasar
Salah satu
kesalahan dalam wirausaha yaitu ada kecenderungan hanya faktor kemampuan
berproduksi saja yang diutamakan, sedangkan kemampuan untuk memenuhi keinginan
konsumen kurang diperhatikan. Mestinya memproduksi untuk bisa dijual, bukan
sekedar memproduksi apa yang dapat dibuat.
3. Pemahaman teknis
Kurangnya
pemahaman teknis terutama bagi produk baru akan menghambat atau mengakibatkan
tertundanya pendirian usaha baru. Sebaiknya saat melihat peluang usaha, seorang
wirausaha segera mencari tahu sedetail mungkin persiapan teknis yang dibutuhkan
menjalankan usaha tersebut, sehingga saat usaha dimulai tidak banyak waktu dan
biaya terbuang karena faktor teknis.
4. Kebutuhan finansial
Perlu
dihitung biaya yang dibutuhkan untuk produk baru, termasuk biaya coba-coba.
Pengadaan alat, pelatihan SDM, dan lain-lain. Besarnya kebutuhan ini akan
membantu menentukan harga serta kapan dan bagaimana break event point (BEP)
dapat dicapai.
5. Diferensiasi produk
Terutama
untuk membedakan produk maupun jasa yang akan ditawarkan, dengan produk
pesaing. Peluang akan semakin besar jika seorang wirausaha mampu menawarkan
produk yang lebih atau berbeda dari yang sudah ada.
6. Pemahaman aspek hukum
Terutama
berkaitan dengan masalah hak cipta, merk dagang, hak paten, dll (SIUT, SIUP,
SIUJK,TDP, NPWP, PKP). Pemahaman terhadap aspek hukum membantu mengurangi
faktor resiko. Ada peluang usaha yang tampaknya memberikan keuntungan
yang menggiurkan, ternyata memiliki resiko berhadapan dengan masalah hukum.
Dalam hal ini seorang wirausaha wajib berhati-hati mensikapi peluang tersebut.
Hal-hal yang
disebutkan di atas, bukanlah untuk menakut-nakuti seorang calon wirausaha untuk
memulai usahanya, tapi agar seorang wirausaha bisa mensikapi peluang dengan
cerdas sehingga lebih dekat dengan keberhasilan. Menilai peluang sebaiknya
tidak dilakukan terlalu lamban, karena peluang yang ada bisa hilang atau
diambil orang. Seorang wirausaha harus bisa bergerak dan berpikir dengan cepat.
1. Fakta
a. Pada umumnya semua jens produk memiliki
peluang mencetak keuntungan dan kerugian. Permasalahannya bukan pada produk
tapi pada pasarnya. Bisa saja seorang wirausaha menjalankan bisnis yang
tampaknya bergengsi ataupun eksklusif, tapi kalau produk itu tidak laku, apa
artinya?
b. Sebagian
besar usaha mengalami kebangkrutan bukan disebabkan oleh persaingan, melainkan
oleh kekurangmampuan mengelola SDM. Banyak perusahaan bisa tumbuh dengan cepat
kemudian bangkrut
c. Banyak yang mengira bisnis yang dimulai
dengan hobi akan maju pesat. Faktanya, bisnis memang membantu wirausaha
mengetahui seluk beluk kegiatan yang terkait dengan hobi tersebut. Ketika hobi
menjadi bisnis, wirausaha perlu mencermati pola jual beli yang layak agar bisa
menguntungkan usahanya.
d. Menjual produk yang murah belum tentu laku.
Banyak produk yang harganya sangat mahal justeru lebih laku dari pesaingnya
yang menawarkan harga murah. Permasalahannya adalah pada nilai yang akan
diterima pembeli. Bisa jadi karena dengan harga semahal itu konsumen merasa
memperoleh sesuatu, mungkin kualitas produk, kualitas pelayanan, atau soal
gengsi. Wirausaha yang cermat memprediksi selera pasar, akan punya peluang
keberhasilan lebih besar.
e. Banyak orang mengira membuka usaha yang
belum dilaukan orang lain punya peluang maju lebih besar. Faktanya, dengan
membuka usaha baru yang belum dilakukan orang lain seorang wirausaha harus
melakukan investasi uang dan waktu yang lebih besar untuk meyakinkan konsumen
bahwa produk yang ditawarkan bermanfaat bagi konsumen.
2.Tips
a.
Wirausaha perlu mencari sesuatu yang membuatnya senang, misalnya: makanan,
pendidikan, interior, fashion, perbankan, dll. Tidak usah dipikirkan kegiatan
itu menguntungkan atau tidak, yang penting ia dapat memilih dan melakukan
kegiatan yangmenyenangkan.
b. Setelah mengumpulkan kegiatan yang menyenangkan,
seorang wirausaha bisa mulai memilih salah satu dari kegiatan tersebut yang
pasarnya benar-benar bagus. Misalnya seorang wirausaha menyenangi kegiatan yang
berkaitan dengan makanan, maka ia bisa memilih mana yang pasarnya lebih bagus:
usaha catering, membuka warung makan, membuat kue kering, minuman ringan,
bisnis hantaran makanan/parcel, atau menjadi penulis resep inovatif di
majalah-majalah?
c. Setelah memilih dengan mantap, wirausaha
perlu mencari tentang pesaing dalam bidang usaha tersebut. Dengan mengetahui
kualitas dan kuantitas pesaing wirausaha dapat mengukur kemampuannya dalam
membangun usaha.
C. Analisis SWOT
Gambar 7. Diagram Analisis SWOT(sumber: Rangkuti, 2006)
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Proses
pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi,
tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis
(strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan
(kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal
ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling populer untuk analisis
situasi adalah analisis SWOT (Rangkuti, 2006). Analisis SWOT membandingkan
antara faktor ekternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan
faktor internal kekuatan (strengths dan kelemahan).
Secara
garis besar ada 5 jenis usaha, kelima usaha ini dapat dirinci sedemikian rupa
baik menurut lembaga yang mengusahakan, bentuk badan hukum, besarnya usaha,
komoditi yang diusahakan, sehingga muncul berbagai jenis usaha yang luar biasa
banyaknya. Kelima usaha tersebut antara lain:
1. Usaha
ekstraktif
Merupakan usaha yang bergerak dalam bidang pertambangan atau bidang usaha yang
mengambil langsung dari alam, seperti hasil laut, hasil hutaan laut, hasil
hutaan
2. Usaha agraris
Mencakup
berbagai usaha pengelolaan kebun, perdagangan hasil-hasil pertanian
(agrobisnis) atau usaha apapun yang maupun atau usaha apapun yang maupun 
3. Usaha
industri
Pengolahan
bahan mentah menjadi barang jadi, atau modifikasi menjadi produk yang baru.
Industri dapat dirinci dalam bentuk berbagai jenis komoditi yang dihasilkan dan
besar kecilnya industri yang diusahakan kecilnya industri yang diusahakan diusahakan
kecilnya industri yang diusahakan.
4. Usaha jasa
Bentuk utama
dari usaha ini adalah memberikan layanan atau service. Bisa berupa tenaga,
keahlian, maupun ide. Contoh usaha ini adalah biro jasa pengurusan surat (bpkb,
stnk, pasport, dll), lembaga konsultan, kursus, pengelolaan parkir, desain dsb.

5.
Usaha perdagangan
Penjualan berbagai produk, baik dalam skala besar maupun kecil.
Perdagangan merupakan ujung tombak bisnis, karena sebaikapapun sebuah produk,
belum bernilai bisnis sampai ia. Berasil di jual
a. Konsentrasi
Barang-barang yang akan dipasarkan dikumpulkan terlebih dahulu. Misalnya
pengepul hasil pertanian seperti tengkulak, KUD atau dolog yang mengumpulkan
beras dari para petani.
b. Equasi
Mencari
informasi daerah yang memerlukannya, berapa dan kapan diperlukannya
c. Distribusi
Barang
dikirim menurut jumlah dan kualitas sesuai dengan informasi yang telah
dikumpulkan. Pola distribusi bisa menunjukkan apakah sebuah perdagangan itu
bisa dikatakan perdagangan besar atau bukan. Ada 3 hal yang bisa diperhatikan;
yaitu:
1) Motif pembelian, Barang bukan untuk
dikonsumsi, tapi untuk dijual kembali agar memperoleh keuntungan
2) Jumlah pembelian, barang yang dibeli dalam
jumlah besar, bukan untuk keluarga maupun kawan sendiri, tapi untuk
diperdagangkan
3) Cara-cara usaha, ada beberapa kriteria:
· Perdagangan besar mempunyai
usaha yang diskriminatif, hanya melayani perdangan eceran. Tidak melayani semua
konsumen
· Transaksinya adalah transaksi
besar, dala arti lebih besar dari kebutuhan sehari-hari
· Harga dapat berubah sesuai
situasi. Bukan one price policy seperti para pedagang, tapi dapat
dilakukan cara korting, kredit, cara-cara pengiriman dsb.
Termasuk dalam perdangan besar adalah perdagangan dengan cara grosir. Grosir
sendiri dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Grosir yang
berfungsi terbatas, terdiri atas:
a. Pengirim barang (drop shippers) adalah
pedagang besar yang tidak memiliki gudang, mereka membeli barang kemudian
langsung mengirimkan kepada langganannya.
b. Pedagang dengan truk (truck jobber) adalah
pedagang yang mengusahakan truk, membawa barang, kemudian menyerahkannya
sewaktu melewati pedagang eceran.
c. Grosir tunai dengan self service (cash
carry wholesalers) yaitu pedagang besar yang menjual barangnya secara tunai
dengan harga relatif rendah.
d. Pengecer yang bersama-sama memiliki grosir
(retails owned cooperaties wholesalers) yaitu sekelompok pedagang eceran
mengusahakan sendiri toko grosir dengan dengan maksud menekan biaya dan dapat
membeli barang dengan harga relatif rendah. Mereka memilih seorang manajer yang
akan mengurus toko grosirnya. Toko grosir ini berfungsi secara cooperatif
sebagai pedagang besar atau melakukan fungsi perdagangan lainnya secara
bersama.
e.
Kelompok sukarela bergabung dengan grosir (voluntary group wholesalers)
merupakan kelompok yang terdiri dari sekumpulan toko-toko eceran yang dimiliki
secara bebas oleh pengusaha-pengusahanya yang dengan sukarela bergabung dengan
seorang pedagang besar untuk pembelian, reklame, dan aktivitas-aktivitas lainnya.
2. Pengumpul hasil pertanian
a. Pembeli lokal khusus (private resident
buyer) merupakan dealer lokal yang berdiri sendiri dan terkadang merupakan
wakil dari dealer dan produsen.
b. Pembeli yang berkeliling mendatangi perusahaan
pertanian satu persatu atau membuka tempat pengangkutan lokal agar dapat membel
hasil para petani
c. Saudagar dengan truk (merchant truker)
menggunakan truk sebagai alat pengangkut dengan membeli buah-buahan,
sayur-sayuran, ternak dll dan menjualnya langsung ke pedagang eceran
d. Pembeli berdasar perintah (order buyer) yang
memiliki para grosir pasar sentral dan distributor, mereka membeli berdasarkan
perintah dan pemberian tugas dengan kualitas tertentu atau bisa juga disebut
menjadi agen perantara.
3. Jenis grosir menurut barang yang
diperdangankan
a. Grosir barang umum (general line) dapat
memenuhi setiap kebutuhan pedagang eceran karena mempunyai bermacam-macam
produk dan mengambil keuntungan dari order yang cukup besar.
b.
Grosir barang khusus (speciality wholesalers) grosir yang menkhususkan diri di
bidang tertentu (misalnya obat, bahan pangan, pakaian jadi, dll). Karena
mengkhususkan diri dalam penjualan besar, biasanya mereka juga punya
pengetahuan tentang barang yang diperdagangkannya
4. Jenis grosir
menurut lapangannya
a. Grosir melayani pabrik (mill suply
wholesalers) mereka menjual berbagai barang hasil industri yang dibelinya ke
pabrik-pabrik
b. Penjual barang khusus ke pabrik jenis grosir
(single line wholesalers) , grosir ini memperdagankan produk khusus untuk
dijual kepada macam-macam pembeli pembeli dan berindak seabagai drop shipper.
5. Menurut daerah operasi atau daerah yang
dilayaninya
a. Grosir tingkat nasional (national
wholesalers) yaitu grosir yang daerah kerjanya meliputi wilayah seluruh negara.
b. Grosir tingkat propinsi (regional wholesalers)
yaitu grosir yang tidak berusaha untuk mendistribusikan produk-produk mereka ke
seluruh negara, tetapi hanya menjangkau daerah luas meliputi seluruh daerah
bagian atau propinsi.
c. Grosir lokal (local wholesalers) daera
kerjanya pada sebuah kota besar atau bagian dari kota atau kota kecil yang
letaknya berdekatan.
Dalam dunia
usaha, perdagangan besar memiliki fungsi antara lain: pengumpulan dan
penyebaran, pembelian dan penjualan, pemilihan barang, pemberian kredit,
penyimpanan dan pengangkutan.
Perdagangan eceran/
retail
Perdagangan
eceran bisa didefinisikan sebagai suatu kegiatan menjual barang dan jasa kepada
konsumen akhir. Perdagangan eceran adalah mata rantai terakhir dalam penyaluran
barang dari produsen ke konsumen. Pedagang eceran adalah orang yang pekerjaan
utamanya mengecerkan barang. kalau ada produsen yang menjual langsung produknya
ke konsumen akhir, tetap tidak termasuk retailing/pedagang eceran karena
pekerjaan utamanya bukan pengecer, tapi produsen. Perdagangan eceran ini sangat
penting artinya dalam mata rantai produk dari produsen sampai ke konsumen,
retail bisa memperoleh informasi tentang selera pembeli, memasang
spanduk/iklan, memberikan hadiah, dsb. Perdagangan eceran dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Perdagangan eceran besar
b. Perdagangan eceran kecil, terdiri dari
pedagang berpangkalan (toko kecil, kios, warung) dan pedagang tidak
berpangkalan (tukang bakso, tukang sate, sol sepatu).
Setelah pebisnis
retail masuk ke Indonesia, maka pelaku bisnis ritel dapat dikelompokkan menjadi
4 (Foster, 2004):
a.
Kelompok grosir dan hypermarket
b. Kelompok supermarket/department store
c. Kelompok minimarket modern
d. Peritel kecil tradisional
Terdapat
banyak faktor yang menentukan sukses tidaknya sebuah bisnis retail. Faktor
tersebut antara lain:
a. Lokasi/tempat : lokasi yang strategis,
misalnya di tengah keramaian kota akan memiliki volume penjualan lebih tinggi
dibanding toko yang letaknya jauh dari keramaian.
b. Kelengkapan barang : konsumen lebih memilih
toko yang lengkap, dengan variasi produk yang lebih beragam. Barang yang
disediakan perlu memperhatikan prinsip: menyediakan barang yang tepat, pada
tempat yang tepat,pada waktu yang tepat, pada harga yang tepat, pada jumlah
yang tepat. Oleh karena itu perlu perencanaan yang matang.
c. Ketepatan harga : strategi dalam
menentukan harga perlu dipertimbangkan. Ada toko yang memberikan penawaran
harga lebih murah dari harga pasaran untuk produk-produk terkenal, agar tokonya
mendapatkan citra murah sehingga konsumen bersedia menjadi pelanggan loyal di
toko tersebut
d. Suasana toko, dipengaruhi oleh : eksterior,
interior, layout, karyawan Pedagang kaki lima
Kebanyakan
barang-barang yang ditawarkan adalah barang-barang conveniencey yang dibeli
dengan alasan emosional, begitu melihat langsung ingin membelinya. Harga produk
masih bisa ditawar. Alma (2005) menyebutkan definisi dari pedagang kaki lima
adalah setiap orang yang melakukan kegiatan usaha dengan maksud
memperoleh penhasilan yang sah, dilakukan secara tidak tetap, dengan
kemampuan terbatas, berlokasi tempat atau pusat pusat konsumen.
Franchise (waralaba)
Bygrave (1994) mendefiniskan franchise sebagai sebuah peluang bisnis dimana
pemilik, produsen atau distributor sebagai franchisor dari barang dan jasa atau
merk tertentu memberi hak kepada individu atau franchisee untuk menjadi agen
lokal dari barang dan jasa. Sebagai imbalannya franchisor menerima
pembayaran atau royalti yang telah ditetapkan. Dalam kerjasama tersebut
terdapat license of agreement atau semacam kontrak yang memuat rencana pemasaran,
prosedur aliran dokumen, pelaksanaan bantuan dan suaha pengembangan
bisnis. Merk dagang menjadi aset utama franchisor.
Waralaba dibedakan menurut 3 karakteristik:
1. Pemberi waralaba memberi lisensi kepada
pewaralaba dengan imbalan royalti
2. Pewaralaba diharuskan membayar kewajiban untuk
menjadi bagian sistem tersebut
3. Pemberi waralaba menyediakan suatu sistem
pemasaran dan sistem operasi untuk menjalankan kegiatan bisnis. Misalnya mc
donald mengharuskan pewaralabanya mengikuti ”universitas of hamburger” di
illinois untuk belajar bagaimana cara mengelola bisnis dan menerima instruksi
prosedur yang harus diikuti dalam melaksanakan bisnis.
Keuntungan franchising:
1. Produk yang ditawarkan telah memasuki pasaran
yang luas dan diterima oleh umum
2. Franchising tidak perlu mengeluarkan biaya
lagi untuk memperkenalkan kredibilitas perusahaan
3. Franchisor sudah berpengalaman dan memiliki
keahlian manajemen sehingga dapat memberikan bantuan kepada franchisee.
4. Perencanaan secara detail lebih bisa dilakukan
karena pengetahuan tentang pasar dari franchisor yang telah matang
Mahfoedz (2006) mengklasifikasikan
waralaba menjadi 4 jenis:
1. Sistem waralaba pabrik-pengecer
Pabrik memberikan ijin kepada semua outlet untuk
menyimpan sediaan dan memasarkan produknya. Misalnya kendaraan bermotor, produk
minyak/gas, sepatu dll
2.
Sistem waralaba pabrik-grosir
Franchisee melakukan aktivitas produksinyanya
kepada pengecer lokal. Misalnya pada perusahaan minuman pabrik memasok bahan
dasar kepada grosir yang menambahaknya dengan bahan, kemasan produk kemudian
mendistribusikannya.
3. Sistem waralaba grosir-pengecer
Franchisor mencari pengecer independen untuk
menjadi franchisee dengan cara kontrak, jadi grosir mensponsori waralaba
eceran.
4. Waralaba nama perusahaan
Franchisor memiliki nama perusahaan yang telah
dikenal dan mtode untuk pengoperasian outlet yang terbukti menguntungkan.
Misalnya mcdonalds, sheraton inn, dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar